* Puisi ini tersiar dalam Dewan Budaya 2015
(bulannya saya tak pasti sebab saya cuai kali ini untuk failing)
(bulannya saya tak pasti sebab saya cuai kali ini untuk failing)
* Puisi kedua yang tersiar untuk tahun 2015
* Saya fikir 2016 adalah tahun untuk saya meneroka puisi selepas 'penat' dengan prosa
* Mungkin tidak, mungkin ya..
Secawan Kopi Hitam Likat
Secawan kopi yang hitam likat menunggu di meja dengan tanya
Apakah nikmat yang dicari dalam hitam legam warnaku ?
Bukankah secawan teh dengan warna terang dan harum aroma lebih sempurna menemani hari mu?
Secawan kopi yang pekat likat mengharum ruang dengan panas dan gelora
seperti seorang anak muda yang padat ghairahnya
tapi sisi gelapnya hanya akan terasa waktu jarum jam melontar ke akhir usia
Secawan kopi hitam mampu menyelak kemanusiaan
mempamer keburukan
seperti kaffein yang menyusutkan sel montok tubuh badan
Dewan Budaya, 2015.
Terima kasih editornya Tuan Armin !